Wednesday, July 1, 2015

"Jurnal Perilaku Konsumen" Kopi P5



                       
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KOPI  P5
 KABUPATEN DOGIYAI,PAPUA
TERHADAP
PENGEMBANGAN KUALITAS PRODUK DAN MEREK.

I.                  Pendahuluan.

Perusahaan Kopi Moanemani dikelola oleh salah satu putra daerah Ir.Dominikus Tebai. Ia mengembangkan kopi dengan potensi yang ada di sana dengan membuat perusahaan kopi serta memproduksi  berbagai ketrampilan merek dan kualitas serta mempengaruhi  bidang pertanian, perkebunan dan peternakan kepada masyarakat local.Kopi local p5 lima mulai mengembangkan sejak tahun  1970- an maka kopi moanemani mulai kenal  benua Amerika dan Eropa namun pemerintah pusat di batasi untuk mengeksportnya.
Masyarakat setempat memiliki kebiasaan meminum kopi setiap harinya. Berbagai kalangan usia menggemari minuman kopi  dengan tujuan konsumsi yang berbeda-beda, antara lain untuk kesehatan, bertahan tenaga selama bekrja , atau untuk sekedar menambah kesegaran dan menhilangkan rasa mengantuk. Berdasarkan jenisnya, teh dibedakan menjadi 2 jenis yaitu kopi bubuk halus dan kopi bubuk kasar. Kopi yang banyak dikonsumsi oleh rumah tangga adalah kopi  halus karena dilihat dari segi harga, kopi bubuk halus lebih murah jika dibandingkan dengan kopi kasar yang di konsumsi oleh tingkat pria dewasa. Masyarakat memilih kopi halus  dikarenakan juga cara penyajian kopi  dengan halus  dirasa cukup memberikan cita rasa khas tersendiri, aroma dan warna dari kopi  yang kental jika dibandingkan dengan kopi kasar.
Pemahaman mengenai keinginan konsumen akan memungkinkan pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga secara otomatis akan membeli apa yang ditawarkan oleh pemasar tersebut. Persaingan antar merek dan produk yang semakin ketat menjadikan konsumen memiliki posisi yang sangat berpengaruh dalam posisi tawar-menawar. Pendekatan kecukupan pangan yang berorientasi pada produksi pangan hendaknya mulai digeser pada ketahanan pangan yang berorientasi pada ketersediaan dan daya beli masyarakat. Kebutuhan dan selera konsumen akan terpenuhi jika ketersediaan produk dan daya beli masyarakat masih mampu mengatasinya.
            Usaha pemenuhan kebutuhan dan selera konsumen kopi p5 dapat dilihat dari semakin membanjirnya kopi impor baik dari ragam maupun volumenya.Pimpinan  perusahan kopi lokal moanemani  mengemukakan bahwa membanjirnya kopi persaingan yang datang dari luar serta kebijakan pemarintah daerah yang kurang kondusif menyebabkan banyak petani yang semakin terpuruk.
Jumlah permintaan produk kopi cukup tinggi di pasar. Permintaan terhadap suatu produk kopi dipengaruhi adanya selera konsumen terhadap produk kopi. Berbagai macam produk kopi yang dijual dipasaran menyebabkan persaingan antar produsen kopi, sehingga bagi pemasar kopi perlu memahami perilaku konsumen untuk kemudian menyusun suatu strategi pemasaran dalam memperebutkan konsumen, yang artinya pemasar harus mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen dan meneliti alasan apa yang menyebabkan konsumen memilih dan membeli produk tersebut.
Konsumen merupakan salah satu komponen penting dalam sistem bisnis yang harus di kembangkan dari putra daerah.Pimpinan perusahaan kopi p5 moanemani mengemukakan bahwa tumbuhnya produksi kopi akan ditentukan oleh seberapa besar permintaan konsumen terhadap produk-produk kopi kedepan.

            Tetapi kopi impor semakin mahal dan semakin meningkat stok di pasar lokal. Permintaan para petani semakin berkurang mengkonsumsi kopi lokal. Memahami perilaku konsumen kopi kokal merupakan informasi pasar yang sangat penting bagi sektor agribisnis.


Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler (1993) antara lain adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis.  Budaya merupakan salah satu penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar dan sesungguhnya seluruh masyarakat memiliki stratifikasi sosial dimana kelas sosial menunjukkan pilihan terhadap produk dengan merek yang berbeda-beda.Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik/ciri-ciri pribadinya, terutama yang berpengaruh adalah umur dan tahapan dalam siklus hidup pembeli, pekerjaannya, keadaan ekonominya, gaya hidupnya, pribadi dan konsep jati dirinya.  Pilihan membeli seseorang juga akan dipengaruhi faktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi, proses belajar, dan kepercayaan dengan sikap.

Berdasarkan latar belakang, dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Faktor-faktor   apa sajakah yang berpengaruh  terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi dan memproduksi  kopi, serta faktor apa sajakah yang dominan berpengaruh!

Menganalisis pengaruh faktor-faktor
  1. Budaya
Hasil penelitian di atas  ternyata memperlihatkan bahwa dengan nilai budaya  lebih besar sehingga dapat dikatakan berpengaruh positip signifikan. Besarnya nilai pengaruh budaya terhadap sikap kepercayaan konsumen pada atribut kopi lokal  adalah sebesar seberapa persen . Budaya yang berpengaruh positip terhadap sikap konsumen menunjukkan bahwa perubahan ‘tata nilai’; ‘kebiasaan’ dan semakin berkembangnya ‘budaya popular’ dalam mengkonsumsi /membeli kopi maka mendorong semakin tinggi sikap konsumen dalam menilai atribut-atribut kopi lokal.

  1. lingkungan sosial;

Hasil analisis untuk penelitian pengaruh lingkungan sosial terhadap sikap kepercayaan konsumen menunjukkan bahwa nilai  lebih  kecil sehingga tidak signifikan. Besarnya nilai pengaruh lingkungan sosial konsumen terhadap sikap kepercayaan konsumen pada atribut kopi lokal  adalah sebesar beberapa persen.  

Lingkungan sosial konsumen  yang tidak berpengaruh   signifikan terhadap sikap konsumen menunjukkan bahwa lingkungan sosial konsumen yang terdiri dari 1). Status sosial; 2).  Keluarga (anak; suami/istri) dan 3). Kelompok acuan (teman; tetangga dan ahli) tidak mempengaruhi dalam sikap konsumen untuk mengkonsumsi /membeli kopi lokal.  Hal ini berarti bahwa konsumen tidak perlu mempertimbangkan status sosialnya dan tidak perlu untuk minta pendapat /pertimbangan kepada anak; suami/ istri; teman; tetangga dan para ahli dalam hal membeli kopi, atau dengan kata lain pendapat dan saran keluarga; tetangga dan teman tidak berpengaruh nyata terhadap sikap kepercayaan dalam mengkonsumsi/ membeli kopi lokal.

  1. Individu
Faktor karakteristik Individu konsumen yang tidak siknifikan terhadap sikap konsumen menunjukkan bahwa semakin tinggi perkembangan individu konsumen yang terdiri dari 1). Usia; 2). Pendidikan ; 3).  Pekerjaan ; 4). Pendapatan dan 5). Gaya hidup konsumen maka tidak berpengaruh nyata terhadap sikap dalam membeli atau mengkonsumsi kopi lokal. 

Karakteristik individu yang semakin mapan tidak mendorong sikap konsumen  untuk membeli/memilih kopi lokal.  Konsumen cenderung meninggalkan kopi lokal dan memilih kopi impor yang dinilai lebih baik kualitasnya dan bergengsi.


  1. Psikologis
Hasil penelitian ternyata dengan nilai lebih besar sehingga berpengaruh positip signifikan.  Besarnya nilai pengaruh psikologis konsumen terhadap sikap kepercayaan konsumen pada atribut kopi lokal  adalah beberapa  persen.  

Psikologis konsumen yang berpengaruh positip terhadap sikap konsumen menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi, persepsi dan pengetahuan dalam hal produk kopi lokal maka semakin   semakin tinggi sikap kepercayaan konsumen terhadap atribut-atribut kopi lokal.  Secara psikologis konsumen sudah mengenal dan akrab dengan kopi lokal, sehingga kedekatan itu mendorong konsumen untuk bersikap positip terhadap kopi lokal.  

II.                Perumusan Masalah

Masalah Penelitian:
Usaha produksi kopi moanemani p5  sudah  mulai puluhan tahun. Pimpinan perusahaan kopi moanemani mengatakan saya mulai bermodalkan 'komitmen'. Saya memulai dengan membuka koperasi kopi. Karena di sini ada potensi kopi.
   Mengkonsumsi Kopi adalah salah satu hasil perkebunan di Papua, khususnya di pegunungan yang dikenalmasyarakat lokal dan luar. Geografis  atau tata letak memproduksi Kopi Moanemani dikenal luas karena murni, 100% organik. Produk kopi dari daerah ini diekspor hingga keluar negeri.
Tapi, waktu terus berjalan dan zaman berubah, bahkan pemerintah kurang terpengaruh ,Mengkonsumsi dan produksi kopi   itu kini tinggal kenangan. Program-program instan dari pemerintah dan akses pasar yang sulit membuat pembeli  di sana, pelan-pelan meninggalkan semua yang telah memproduksikan.
Tempat produksi kopi yang dikenal P5 itu telah lama redup. Selain karena larangan bantuan luar negeri oleh negara, juga karena masyarakat tidak lagi menanam dan merawat kopi yang dimilikinya sebagai bahan mentah. Koperasi Kopi Moanemani (P5) Mengkonsumsi dan memproduksi perusahaan kopi itu kini hanya diproduksi dalam jumlah terbatas maka ada beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana keterlibatan konsumen  dalam proses pengambilan keputusan pembelian kopi di pasar tradisional Kabupaten Dogiyai Papua?
2. Bagaimana perbedaan antar merek  kopi p5 menurut konsumen di pasar tradisional Kabupaten Dogiyai?
3. Bagaimana tipe perilaku konsumen kopi p5 di pasar tradisional Kabupaten Dogiyai?

III.                         Tujuan dan Manfaat Penelitian
A.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1.      Menganalisis keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian kopi di pasar tradisional Kabupaten Dogiyai.
2.       Menganalisis perbedaan antar merek kopi menurut konsumen di pasar tradisional Kabupaten Dogiyai.
3.      Menganalisis tipe perilaku konsumen kopi di pasar tradisional Kabupaten Dogiyai.

B.     Manfaat Penelitian

1.       Bagi produsen, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan wawasan dan pertimbangan yang berkaitan dengan perilaku konsumen dalam keputusan pembelian produk teh sehingga dapat dijadikan dasar untuk menyusun strategi pemasaran.
2.       Bagi akademisi dan pembaca, penelitian ini dapat memberikan sumber informasi yang berkaitan dengan perilaku konsumen.
3.      Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan merupakan persyaratan untuk memperoleh ilmu perilaku konsumen





IV.           KUALITAS PRODUK DAN MEREK
A.   Kualitas Produk

Dalam kondisi persaingan, perusahaan akan terancam bila hanya mengandalkan produk
yang ada tanpa usaha tertentu untuk mengembangkannya.
Menurut Suyadi Prawirosentono (2002 : 6) mengemukakan bahwa :“kualitas
produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang dikeluarkan”. Perusahaan perlu mengadakan standar operasional perusahaan untuk mencapai kualitas produk.

B.   Merek

Merek adalah nama, terminologi, tanda, simbol atau desain atau kombinasi diantaranya, yang ditujukan untuk mendidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk mebedakannya dari pesaing. Beberapa bagian merek antara lain adalah nama merek, tanda merek, merek dagang, dan copyright. Nama merek adalah bagian dari merek dimana bagian dari merek yang dapat disebutkan atau dieja. Tanda merek adalah bagian dari merek yang tidak dapat dieja atau disebutkan, seperti simbol, desain atau warna atau huruf yang berbeda. Merek dagang adalah merek atau bagian merek yang diberikan untuk melindungi secara hukum, yaitu melindungi penjual untuk menggunakan hak eksklusif untuk menggunakan nama merek atau tanda merek. Copyright adalah hak hukum eksklusif yang diberikan untuk menggandakan, mempublikasikan, dan menjual segala sesuatu yang berbentuk buku, musik atau karya artistik (Yudisutarso, 2007).

Tinggi atau rendahnya keterlibatan konsumen dalam pengambilan keputusan dipengaruhi oleh merek suatu produk. Hal ini terlihat ketika terdapat perbedaan antar merek yang signifikan atau tidak. Perbedaan antar merek dalam hal ini diukur berdasarkan persepsi konsumen terhadap kualitas merek produk. Merek adalah alat utama yang digunakan oleh pemasar untuk membedakan produk mereka dari produk pesaing. Suatu merek adalah suatu nama, istilah, simbol, desain atau gabungan keempatnya yang mengidentifikasikan produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Merek mempunyai tiga manfaat utama, yaitu identifikasi produk, penjualan berulang, dan penjualan produk baru. Dan tujuan yang paling utama adalah identifikasi produk. Merek memperbolehkan para pemasar membedakan produk mereka dari semua produk lain (Lamb, et al., 2001).

Merek dagang memegang peranan sangat penting, salah satunya adalah menjembatani harapan konsumen pada saat mereka menginginkan sesuatu. Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional yang tercipta antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk melalui merek. Oleh karena itu, merek adalah tanda dipikiran yang diharapkan oleh perusahaan agar diingat orang pada waktu belanja dan didesakkan agar menyingkirkan semua merek lainnya.

V.                KOPI.

Berbagai kalangan usia menggemari minuman kopi dengan tujuan konsumsi yang berbeda-beda, antara lain untuk kesehatan, untuk menurunkan berat badan atau hanya untuk sekedar menambah kesegaran. Kopi biasanya dikonsumsi sebagai pendamping hidangan makanan ataupun acara-acara adat  sehingga dapat dikatakan meminum kopi telah mengakar dalam budaya masyarakat.

Permintaan terhadap kopi dipengaruhi oleh adanya selera dan pengetahuan konsumen yang tercermin dari perilaku konsumen. Pengkajian mengenai perilaku konsumen kopi tentu menjadi hal yang penting untuk memenuhi kebutuhan konsumen kopi. Konsumen memiliki keinginan akan suatu produk sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya sehingga diharapkan produk tersebut dapat memberikan manfaaat bagi konsumen.

Perkebunan Kopi  berasal dari daerah Kabupaten Dogiyai itu sendiri, yang menghendaki lingkungan sejuk dengan suhu harian antara 13-250C. Cahaya matahari cerah, dan kelembaban relatif pada siang hari lebih dari 70%. Tanaman ini tumbuh baik di daerah dengan curah hujan tinggi dan merata sepanjang tahun. Jumlah curah hujan per tahun lebih dari 2000 mm. Kopi dikenal sebagai suatu spesies tunggal dengan adanya produksi berkualitas baik maka masyakarat juga sangat menarik terhadap konsumen dan merek.

Perusahaan Kopi P5 menyatakan bahwa bermacam ragam produk olahan yang berbahan baku kopi  beredar di pasaran lokal  sehingga sampai ke konsumen. Produk kopi yang tersedia di pasaran lokal.Kopi selalu dipakai untuk konsumsi sehari-hari rumah tangga dan lebih banyak dikonsumsi untuk mengkonsumsi rumah makan.Kopi sering dikonsumsi bagi mereka para konsumen yang senang dengan kepraktisan karena kopi p5 cukup praktis untuk dikonsumsi. Kebanyakan mereka yang mengkonsumsi kopi p5 adalah mereka yang berpenghasilan menengah ke atas.

VI.             PENELITIAN



Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 30 responden didapatkan informasi dari sumber  media maka responden berdasarkan jawaban masing-masing pelanggan Kopi P5 lokal di Dogiyai Papua yang disajikan pada dibawah ini.


1.        Pernyataan bahwa Kopi yang disajikan tidak menyebabkan kembung dan pusing ditemukan dari 30 responden sebanyak 2 responden atau 6,7% menyatakan sangat setuju, 19 responden atau 63,3% menyatakan setuju, 9 responden atau 30,0% menyatakan tidak setuju, sedangkan sisanya sangat tidak setuju tidak dipilih oleh responden.



2.   Pernyataan bahwa Kopi yang disajikan bermanfaat bagi kesehatan ditemukan dari 30 responden sebanyak 1 responden atau 3,3% menyatakan sangat setuju, 21 responden atau 70,0% menyatakan setuju, 8 responden atau 26,7% menyatakan tidak setuju, sedangkan sisanya sangat tidak setuju tidak dipilih oleh responden.
3.      Pernyataan bahwa Kopi yang disajikan mempunyai tingkat kekentalan yang pas ditemukan dari 30 responden sebanyak 10 responden atau 33,3% menyatakan sangat setuju, 9 responden atau 30,0% menyatakan setuju, 11 responden atau 36,7% menyatakan tidak setuju, sedangkan sisanya sangat tidak setuju tidak dipilih oleh responden.
4.      Pernyataan bahwa kopi mempunyai krema (buih) yang banyak dan ada rasa gurih, ditemukan dari 30 responden sebanyak 16 responden atau 53,3% menyatakan sangat setuju, 14 responden atau 46,7% menyatakan setuju, sedangkan sisanya tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak dipilih oleh responden.
5.      Pernyataan bahwa Kopi yang disajikan tanpa ampas dan beraroma khas ditemukan dari 30 responden sebanyak 2 responden atau 6,7% menyatakan sangat setuju, 15 responden atau 50,0% menyatakan setuju, 13 responden atau 43,3% menyatakan tidak setuju, sedangkan sisanya sangat tidak setuju tidak dipilih oleh responden.
6.      Pernyataan bahwa proses pembuatan menu lebih cepat dibandingkan coffe shop lain, ditemukan dari 30 responden sebanyak 7 responden atau 23,3% menyatakan sangat setuju, 10 responden atau 33,3% menyatakan setuju, 13 responden atau 43,3% menyatakan tidak setuju, sedangkan sisanya sangat tidak setuju tidak dipilih oleh responden.
7.      Pernyataan bahwa pelanggan menunggu kurang dari lima menit untuk menikmati secangkir kopi ditemukan dari 30 responden, sebanyak 12 responden atau 40,0% menyatakan sangat setuju, 11 responden atau 36,7% menyatakan setuju, 3 responden atau 10,0% menyatakan tidak setuju, 4 responden atau 13,3% menyatakan sangat tidak setuju
8.      Pernyataan bahwa pelanggan menikmati kopi hanya di kedai kopi ditemukan dari 30 responden, sebanyak 2 responden atau 6,7% menyatakan sangat setuju, 6 responden atau 20,0% menyatakan setuju, 12 responden atau 40,0% menyatakan tidak setuju, 10 responden atau 33,3% menyatakan sangat tidak setuju.
9.      Pernyataan bahwa pelanggan ingin datang lagi ke kedai kopi ditemukan dari 30 responden sebanyak 1 responden atau 3,3% menyatakan sangat setuju, 15 responden atau 50,0% menyatakan setuju, 14 responden atau 46,7% menyatakan tidak setuju, sedangkan sisanya sangat tidak setuju tidak dipilih oleh responden.
10.  Pernyataan bahwa pelanggan mengajak lebih banyak teman untuk datang ke kedai kopi ditemukan dari 30 responden sebanyak 1 responden atau 3,3% menyatakan sangat setuju, 18 responden atau 60,0% menyatakan setuju, dan 11 responden atau 36,7% menyatakan tidak setuju, sedangkan sisanya sangat tidak setuju tidak dipilih oleh respoden.


VII.          Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan, penelitian yang berjudul  PERUSAHAAN KOPI P5 LOKAL MOANEMANIdan Faktor mempengaruhi perilaku konsumen dalam memproduksi dan mengkonsumsi Kopi  lokal Moanemani(Kopi P5).Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Minat Membeli Produk Kopi (Studi pada Pelanggan Produk kopi di moanemani).
Mengkonsumsi dan memproduksi kopi moanemani memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Minat membeli pada pelanggan atau konsumen Produk kopi. Hasil ini sesuai dengan temuan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa  produksi kopi berpengaruh signifikan terhadap minat membeli. Perusahaan kopi yaitu kualitas produk, harga, tempat/saluran distribusi dan promosi memberikan pengaruh terhadap nilai minat membeli pelanggan . Artinya semakin tinggi nilai kopi, akan semakin tinggi pula minat membeli produk kopi moanemani sehingga dapat di simpulkan  sebagai berikut:
1. Faktor budaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumen. Hal ini berarti bahwa apabila faktor budaya lebih ditingkatkan maka perilaku konsumen dalam membeli juga akan mengalami peningkatan.
2.     Faktor sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumen. Hal ini berarti bahwa apabila faktor sosial lebih ditingkatkan maka perilaku konsumen dalam membeli juga akan mengalami peningkatan.
3.     Faktor pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumen. Hal ini berarti bahwa apabila faktor pribadi lebih ditingkatkan maka perilaku konsumen dalam membeli juga akan mengalami peningkatan.
4.     Faktor psikologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumen. Hal ini berarti bahwa apabila faktor psikologi lebih ditingkatkan maka perilaku konsumen dalam membeli juga akan mengalami peningkatan


DAFTAR PUSTAKA
Suyadi, Prawirosentono. 2002. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.  
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran (terjemahan). Edisi Millenium. Jilid 1. PT. Prenhallindo. Jakarta.

No comments:

Post a Comment